Senin, 11 Februari 2013

Menerapkan Modifikasi Perilaku Kepada Siswa Bermasalah Karena Lingkungan Sosialnya



 




 Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". QS Yasiin :19.

Abstract

Dengan  memfokuskan pada watak  dan kapasitas positif ,orang dewasa dapat mempengaruhi  anak anak untuk membuang perilaku  yang merusak diri sendiri “ Downing . ‘Affirmations: steps to counter negative self fulfilling,propheies’,Elementary and School Guidance and Counselling.

Case study  :
Memang rata rata  anak di sini  itu ,dari keluarga yang berantakan sih jadi begitulah perilaku...,sulit diatur ,berani sama guru ,semaunya.. bueandelnya minta ampnyun,malas aku kalau cuma ngurusi anak seperti itu,sudah hidup keluarganya seperti itu (kekurangan ekonomi)..”.Begitulah keluhan  beberapa guru kelas VIII B disebuah sekolah swasta terakreditassi B yang juga minim segala sarana dan prasarana.


Bisa dibayangkan betapa tidak nyamannya seorang guru  harus mengajar disebuah sekolah yang tidak memadai untuk pengembangan diri siswa termasuk pengembangan guru bersangkutan. Dapat dipastikan pula jika perilaku siswa nya banyak yang melanggar dan menyimpang aturan membuat frustrasi para guru di sana. Apalagi didukung sistem manajemen sekolah yang amburadul ,pasti makin mendorong guru untuk hanya mengajar sekedar menggugurkan kewajiban. “mau bagaimana lagi ..kita punya ide rekan senior dan kepala sekolah...jadi biarkan saja...kok pusing sih...”itu juga keluhan hampir semua guru di sana.


Inilah penuturan Pak Akmat Guru Penjaskes ,yang baru saja diterima bekerja disekolah itu..

“Kank ,saya benar benar kaget...hari pertama saya ngajar disitu... siswa-siswinya liar ..ada yang lengannya di tato saat kaos olahraganya ditarik ,keatas.... Ada siswa pakai giwang sebelah..Sepertinya dari gelagat perilaku siswinya mereka sudah pacaran kelewat batas...ucapannya jorok ..pokoknya...saya pingin ngajukan permohonan mengundurkan diri saja ....”.

“Sudah  tanya  kepada rekan guru bagaimana  peraturan  harus ditegakkan..!”.

   Menurut Rekan rekan guru,siswa siswi ini mau sekolah saja sudah untung..! kalau mau ditindak tegas  ,bisa bisa mereka mogok  sekolah. Mereka mungkin lebih memilih ada di jalanan atau keluyuran nggak jelas. Orang tuanya dari kalangan ekonomi dan pendidikan yang minim..,yang juga nggak pernah mengerti arti sekolah... Disiplin  memang pernah dicoba ditegakkan tapi tetap saja mereka malah tambah liar dan angka bolos sekolah makin tinggi ditempat ini...?”.

.Dalam hati saya “kok ada ya sekolah seperti ini” walaupun saya yakin di Indonesia bisa saja jumlahnya tak terbatas sekolah dengan segala keunikan seperti ini. Lalu mencoba untuk  menguji semangat Pak Akmat sebagai pendidik, “ Lantas apa rencana bapak...?

Saya coba satu bulan ini jika tak ada perubahan saya mundur..!”.

‘Waduh, lantas mau jadi apa anak –anak disekolah itu,padahal Pak Akmat sejak mahasiswa sampai saat ini saya kenal sebagai sosok yang tangguh dalam mengatasi berbagai kesulitan serta idealis .Padahal kok saya jadi yakin dengan beradanya Pak Akmat di sana  sepertinya bakal membawa perubahan ,....!”

Melihat kondisi yang menurut saya tidak bisa diperbaiki dari sisi manapun itu sepertinya tidak mungkin ada guru yang bisa membawa perubahan,kerah perbaikan..!”

“ Yakin....!”saya mencoba menguji argumennya.. Lantaran sya melihat keraguan dalam diri Pak Akmat dengan kata “sepertinya...”

“ nggak juga sih ,.....Kalau semua guru hanya mau ngajar ditempat yang sudah mapan dan nyaman ..lantas bagaimana nasib anak bangsa ini...”.

‘Siip,lalu apa rencana bapak..!”


“Bingung juga sih... !”.

“ Bagaimana kalau bapak ,mengajar Penjaskes  tidak konvensional... !”.

“Maksudnya bagaimana..!”


“Anak anak kan paling senang kalau  sedang tidak ada  di dalam kelas...,buat mereka  seperti bermain  dikampung mereka.. apakah bermain tradisional atau ajojing (joged gembira)  atau apapun yang disukai pokoknya aktivitas  fisik tetap jalan..... sebab kalau mereka merasa “dibiarkan “ dengan kesenangan  sepertinya mereka menikmati. Meskipun itu upaya conditioning yang anda ciptakan.. “.

Benar ,pada pertemuan berikutnya  Pak Akmat menuruti saran saya...hasilnya..!

“ Wau ,gila ..kank. Saya ketawa kank, melihat anak anak itu begitu bebas mereka memang sepertinya tidak  sedang belajar ...ada yang kejar kejaran ...ada yang main futsal  ,ada.. joged joged dengan kaset yang saya putar... maklum lagu Favorit mereka Syik Asyik,Ayu Ting Ting . Pokoknya hari itu saya menyebutnya.. ,olah raga tak terarah..yang penting senang...’. 

“Lantas bagaimana reaksi  dan  tanggapan mereka...?”

“ Mereka mulai senang ...dan mengatakan bahwa  baru kali ini ada guru olah raga ‘kocak’ seperti saya.. ,tapi sampai kapan...?”.

‘ Sabar pak,...besok pada pertemuan berikutnya ...: jadikan kesenangan yang sudah dilakukan mereka itu ..hanya sebagai warming –up alias pemanasan... sebelum masuk pada materi inti...,ambil contoh  saat anak asyik bermain bola ...coba ikutlah masuk dalam permainan sebagai pelatih  menunjukkan berbagai trik menggiring,mengecoh lawan sampai cara praktis memasukkan  gol. Kepiawaian anda mendemonstrasikan  ini akan membuat siswa pasti tertarik karena melihat ,mengamati dan membuktikan sendiri ,bahwa  kegiatan mereka bermain itu ada landasan konsep atau teorinya”..

Pak Akmat ,akhirnya mengembangkan modifikasi perilaku  secara kreatif ,sehingga disukai hampir semua siswa ,minimal dalam kegiatan olah raga /penjaskes, para siswa ini sudah dapat melakukan kegiatan olah raga secara  formal dan terarah.

Dalam pembelajaran siswa harus dapat mengamati,membuktikan dan mengalami secara langsung perilaku yang menyebabkan dirinya bisa berhasil atau menjadi lebih baik. Seorang guru perlu mencontohkan rencana perilaku yang akan dikembangkan ,menekankan pentingnya anak melakukan tindakan yang terarah,melatih peserta didik agar mereka merasa yakin bisa melakukannya,serta memotivasi mereka agar dapat melakukan perilaku yang menjadi arahan dari guru bersangkutan.

Memang masih banyak persoalan dunia pendidikan kita yang jauh dari ideal,namun seiring dengan kehadiran guru profesional lambat laun dapat dipastikan semua persoalan pendidikan dapat terselesaikan,bagaimana pendapat anda...?.
,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar